Kamis, 30 September 2010

Penetasan Semi Alami Telur Penyu

Penetasan Semi Alami Telur Penyu
oleh Akhmadi*
Salah satu satwa perairan Indonesia adalah Penyu. Di Indonesia Penyu termasuk satwa dilindungi. Kelangkaannya menjadikan satwa ini perlu dikonservasi. Ancaman kepunahan mulai dari penangkapan di alam, konsumsi daging penyu di pasaran, konsumsi telur penyu dan ancaman predator lain di alam. Upaya Konservasi telah banyak dilakukan. Di Indonesia sendiri  sudah banyak pusat penyelamatan konservasi Penyu. Seperti  yang di Derawan Kaltim, di Ciamis Jabar, dan beberapa di Taman Nasional seperti TN Kepulauan Seribu, TN Karimun Jawa, TN Meru Betiri, TN Alas Purwo dan sebagainya.
Selain itu konservasi juga dilakukan ditempat-tempat pendaratan penyu untuk bertelur lainnya, dan juga di tempat penyu mencari makan dan berkelana. Taman Nasional Taka Bonerate merupakan habitat yang baik bagi penyu untuk bertelur dan yang paling baik adalah sebagai tempat mencari makan dan kawin. Usaha Konservasi yang dilakukan di TN Taka Bonerate focus pada perlindungan terhadap penangkapan penyu dewasa. Namun di Pulau Selayar yang berdekatan dengan TN Taka Bonerate ternyata merupakan tempat pendaratan penyu untuk bertelur masih banyak. Sperti di Sebelah pantai sisi barat Pulau Selayar dan di beberapa pulau-pulau kecil sekitar Selayar.
Berawal dari tahun 2007 hingga sekarang, saya melihat pada bulan April hingga Juli, saya temui pedagang telur penyu di pasar tradisional Kota Benteng selayar-Sulsel. Acap kali banyak peminat, telur itupun habis laku terjual yang rata-rata untuk konsumsi masyarakat. Namun terhentak saya untuk melakukan tindakan, saya coba memberikan informasi kepada pihak yang berwenang  Balai KSDA Sulsel untuk melakukan upaya pencegahan terhadap penjualan telur penyu. Namun uapay itu tanpa tindakan. Saya merasa sebagai orang yang mengetahui dan perlunya dilakukan upaya demi konservasi penyu di Kepulauan Selayar. Karena ketidakmampuan upaya birokrasi, maka saya mencoba melkukan penetasan semi alami  pada telur penyu yang sudah ditangan penjual di pasar. Uapay itu saya lakukan untuk konservasi alternative. Dengan didukung oleh teman-teman di kantor Balai TN Taka Bonerate say mencoba melakukannya dan hasilnya cukup menggebirakan dari 120 telur penyu dari pasar saya lakukan penanaman telur dilokasi yang tepat di tepi pantai pulau Selayar berhasil menetas 70-an tukik, dan dari 70 tukik say coba untuk di karantina selama  15 hari-an kemudian kami lepas ke alam, sehingga tukik dapat bebas kembali kea lam. Upaya ini berulang kami lakukan ketika kami temui telur penyu yang terlanjur dijual dipasar. Secara teori penetasan telur penyu, telur yang sudah terbolak-balik, terlalu banyak sentuhan dan tercuci atau terlalu lama dari pengambilan dari sarangnya sulit bahkan tidak mungkin lagi untuk ditetaskan. Namun karena saya melihat dari pada telur terbeli dan hanya dikonsumsi masyarakat, maka lebih baik terbeli namun untuk dikembalikan dialam. Saya hanya melakukan usaha bagamana mestinya telur ini kembali kea lam, untuk berhasil/ menetas tidaknya tergantung kepadaNya yang memberikan hidup pada mahklukNya.
Penetasan semi alami dan pelepasan ke alam bebas telur penyu dan tukik ini terus kami lakukan bersama teman dan rekan konservasi. Jenis yang sering kami dapatkan adalah jenis penyu sisik (Eretmochelys imbricata)dan penyu Hijau (Chelonia mydas). Jadi telur penyu yang beredar di pasar yang mana sudah terkontaminasi tangan manusia, namun jika masih dindikasikan bsai ditetaskan, maka mengapa tidak, untuk mengurangi dikonsumsi manusia, akan lebih baik upaya untuk menanam kembali di pasir pantai yang sesuai habitatnya sehingga bisa kembali kea lam. Kami sudah membuktikan penetasan telur penyu yang sudah berada di pasar, selama 2007-2009 di kota Benteng Selayar, setidaknya lebih dari 500 butir telur telah kami upayakan untuk ditetaskan, meski tingkat keberhasilannya tidak bisa maksimal seperti halnya penetasan semi alami yang baik, namun kami telah membuktikannya, setidaknya 40% telah menetas dan telah kami kembalikan ke alam liar di perairan pantai barat Pulau Selayar Sulawesi Selatan.
Kami yakin usaha sekecil apapun akan memberikan manfaat bagi kehidupan alam, bagi konservasi flora fauna yang mestinya anak cucu kita bisa melihat dan merasakan manfaatnya.
Salam Konservasi * Mahasiswa MIL  sekaligus  Staf di BTN Taka Bonerate

Melepas tukik  ke alam
Tukik Penyu Sisik umur 7 hari
Menggali lubang untuk sarang telur penetasan semi alami
Identifikasi dan pendataan tukik yang menetas

1 komentar:

  1. ok, mas akhmadi...bagus jg usahany, salut!!!
    mgkn artikel ini bisa dilanjutkan dg penelitian mengenai faktor penghambat penetasan telur penyu (yg sdh lama tersimpan oleh manusia) atau perkembangan tukik menjadi dewasa setelah mengalami penetasan semi alami....

    salam,

    BAMBANG
    Staf Perencanaan & Kerjsa Sama BBKSDA Sulsel

    BalasHapus